Sabtu, 26 Mei 2012

Bahagia

Hari ini Tuhan menjawab sebagian doa ku. Sebagian kecil, tapi bermakna besar. Biar ku jelaskan, agar tak menerka bahwa aku ini si pembual atau berlebihan. Dua jam dari dua puluh empat jam hari ini sungguh aku nikmati tiada tanding. Dua jam singkat namun penuh arti, dua jam sempit tapi begitu bermakna. Di ruangan sederhana itu tak banyak yang berubah. Si merah marun kesayangan masih kokoh menyangga. Tempat favorit, tempat berbagi keluh, bergurau, berdera air mata. Celoteh nya memenuhi ruangan sederhana itu. Dua jam penuh tanpa batas aku serahkan kepada dia untuk berbagi. Kuserahkan dua jam itu untuk melepas rindu ku terhadap semua hal yang lalu. Tiap diktean kata aku rekam, sebagai pengingat kalau dua jam ini pernah ada. Dua jam yang dahulu bisa lebih dari ini. Dua jam yang dulu sering aku lewati bahkan aku sia-sia kan kini aku agungkan dan selalu aku harapkan di lamunan doa. Tuhan, engkau baik sekali....sekecil apapun berkah dari mu sering aku lupakan. Namun untuk hal ini, mengapa tak bisa untuk aku luput dari harapan? Ah biarkan, biar hidup ku berjalan seiring harapan. Tuhan ku belum mensabdakan untuk melarang berharap.

Kemudian terlintas....tidak ada bahagia yang sempurna. Atau salah? Apa kah ada bahagia yang sempurna? Kerap kali bahagia, namun selalu dibayangi oleh ketakutan. Memang hanya sugesti, tapi mempengaruhi tiap lekuk bahagia itu. Dulu sempat salah tentang mengartikan senang dan bahagia. Senang adalah suatu perasaan temporer yang hanya bisa dirasakan sementara dan mudah didapat. Sedangkan bahagia, ada hal yang bisa dikenang dan dapat menimbulkan kebahagiaan itu lagi dan juga butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Kesenangan sering kita rasakan, namun pernah kalian jumlah kan banyakan mana dengan bahagia? Jarang. Ini bahagia, bukan lagi senang. Dulu ini mudah didapatkan kini butuh perjuangan. Dulu gampang dilupakan, ini kerap kali dikenang. Terimakasih Tuhan, kelak doa-doa ku mengantri ingin kau jawab satu persatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar