Senin, 14 Mei 2012

Ayahku

Dia sosok yang di segani dirumah, sosok yg menjadi panutan, sosok yang mengayomi keluarganya. Ya, dia.Sejujurnya, aku tidak terlalu dekat dengan dua diantara orang tua ku tsb,m tapi entah mengapa tadi pagi mengglegarkan pintu batinku. Ayah mengirim pesan sebelum berangkat kerja. Ternyata dia sedang mendapat tugas ke Bali, seperti biasa aku tidak tahu menahu kepergiannya. Buruk bukan? Pesan nya singkat, namun tersirat dia memperhatikan aku juga adik-adik. Sebetulnya tidak heran jika dirumah kami berdua jarang berbincang atau bahkan bertemu jika benar-benar hari sibuk. Ayah berangkat kerja, aku masih tidur. Ayah pulang, masuk kamar, aku pun dikamar saja. Begitu seterusnya. Tambah buruk kan? Lalu sempat hari minggu kemarin ayah ada dirumah sebentar melihat kau hanya makan mie instan. Dengan muka cuek dia tanya, "kok makan mie?" Seketika makan ku terhenti, ayah menyempatkan perhatian sedikit untuk ku tentang makan? benarkah? Entah kapan terakhir kita duduk di ruang makan bersama untuk makan. Perhatian ayah terasa betul saat masa-masa perkuliahan. Dia menasehati panjang lebar tentang karir, rencana hidup, dan lain sebagainya. Sampai dia rela bolos kerja untuk mengantar ku untuk tes waktu itu. Ayah terlihat memang mengandalkan ku sekali dalam hal ini. Dia ingin sekali yang terbaik untuk ku. Selepas itu, waktu kami terkurung didalam kamar masing-masing. Secanggih apapun gadjet yang kita punya, komunikasi seperlunya. Seatap pun rumah kita, jarang berjumpa. Ayah benar-benar sosok yang bertanggung jawab kepada keluarganya. Dia rela kehilangan waktu bersama kami demi untuk mencari nafkah. Ayah tidak salah, hanya ayah harus bersabar untuk dikemudian hari kelak, apa yang ayah korban kan yaitu waktu nanti akan terbalas. Dengan melihat anak-anak nya sukses, beliau dan mama sehat, itu pasti cukup untuk nya. Terimakasih ayah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar