Sabtu, 04 September 2010

Ibu = not the real meaning

Ibuku adalah seorang wanita tua yang sampai sekarang masih terus menjaga ku. Ibuku adalah yang menyusui ku saat ku bayi. Ibuku adalah yang menasehati ku saat ia merasa aku berbeda. Ibuku adalah yang paling sigap saat ku mengeluh sakit. Ibuku adalah orang pertama saat ulangtahun ku yang datang membangunkan ku dan memberi hadiah. Ibuku adalah orang yang tidak pernah mau menyusahkan ku. Ibuku adalah yang paling tahu masakan kesukaan ku. Ibuku adalah yang paling mengerti keadaan perasaanku. Ibuku wanita hebat, ia tidak pilih kasih. Meskipun umur memaksanya untuk beristirahat namun ia tetap mementingkan orang-orang yang ia sayangi. Ibuku bukan orang yang mengandung ku. Ibuku juga bukan yang melahirkan ku. Ibuku adalah NENEK ku. Ku sebut ia ibu, karena arti ia bagiku, lebih dari sekedar nenek maupun mama orang yang mengandungku.

There’s nothing (again)

tak ada lagi dia yang menunggu ku sepulang sekolah di tempat itu
tak ada lagi dia yang mengajak ku untuk begadang sampai pagi
tak ada lagi dia yang memanggil ku dengan sebutan ‘gembil’
tak ada lagi dia yang di saat puasa membangunkan sahur
tak ada lagi dia yang di saat puasa mengucapkan “Selamat Berbuka”
tak ada lagi dia yang ku jadikan alasan untuk shalat terawih
tak ada lagi dia yang ku jadikan motivasi untuk menjadi ‘dokter’
tak ada lagi dia yang ku banggakan di depan teman-teman ku
tak ada lagi dia yang ku tunggu pulang dari main futsal
tak ada lagi dia yang ku cari saat melintasi gang rumahnya

Sahabat ku menasehati…..

Jangan sekali-kali kamu berani untuk membuat orang yang kamu sayangi bahagia, jika akhirnya kamu akan menyakitinya. Yang hanya perlu kamu lakukan adalah, berikan apa yang terbaik yang kamu punya, bukan mengharapkan apa yang akan kamu dapatkan. Bertingkahlah seolah-olah kamu itu pemimpin, kamu yang berada di depan, dan kamu juga yang melindungi. Ketika kamu merasa disekitarmu menyakiti mu, diam dan berdoalah untuk mereka. Bukan mengumbar dan meng-update nya di homepage mu. Saat kamu memiliki sesorang yang kamu tahu, ia sangat membutuhkan mu, jangan buat ia seperti ‘ketergantungan’ terhadap mu. Biarkan ia mandiri, biarkan ia berdiri sendiri. Jangan takut untuk melepasnya, karena itu untuk kebaikannya. Mengapa sampai sekrang kamu masih merasa disakiti? Karena kamu masih mengizinkan dirimu disakiti. Coba saja, kamu teguhkan hati untuk katakan “stop ya, udah cukup gue kayak gini. Lo ga berhak ngambil kebahagiaan gua” itu artinya kamu tidak ingin untuk disakiti dan otomatis kamu pun akan merasa dirimu akan baik-baik saja,bukan? Mengapa semua orang merasa dirinya adalah orang yang paling menderita?paling terpuruk dan merasa segala-galanya adalah terasa suram? Ya karena orang-orang yang seperti itu lah yang tak tahu bersyukur, dia tidak memandang kesegala sudut, mereka fikir hanya dia yang punya masalah?