Jumat, 28 Desember 2012

Singgahan

Saya datang lagi, maaf jika jengkel. Saya datang hanya seperlunya, namun hanya kamu yang diandalkan dalam hal ini. Ribuan tanda kasih, terima kasih. Kali ini kamu singgahan yang nyata. Malam ini, ditengah sesaknya kertas dan loncatan terdalam dari sebuah kewajiban, saya dituntut keras untuk belajar. Akhir ini, cangkiran kopi beserta pijatan tengkuk mata menjadi intermezo nya. Lalu saya ingat kamu, dan kembali kesini. Sungguh kesal bukan jika mendengar saya mengeluh saja? Baik saya akan putar topik, ini tentang arti tanggung jawab. Belakangan banyak kata-kata motivasi, semangat, bahkan sindiran saya baca. Lebih asyik bukan memandangi kata-kata penuh sinergi ketimbang bahasan berat mengenai ekonomi? Ya... jurusan saya, tak apalah. Lalu dari kata-kata mereka yang paling saya terkesan adalah "Perseverance" coba liat di mesin pencari apa itu, perseverance. Kamu akan takjub dengan sinergi yang ditimbulkan. Hempasan akan semangat serta angan untuk mewujdkan mimpi dan tanggung jawab sangat kuat. "Perseverance" saya malas membahas nya lebih jauh. Karena perspektif kita pasti beda. Biar saya nikmati sensasi itu sendiri. Kolerasi tentang tanggung jawab, erat kaitannya dengan apa yang sedang saya lakukan tekun belakangan. Monoton, belajar. Gila sungguh, saya tidak percaya akan komitmen yang terdapat dalam kuliah ini. Nilai? Pengetahuan? berbanding terbalik. Saya ingat pesan kedua orang tua, "jadi orang sukses nak". Harus berawal dari bawah terus, kah? Saya muak dengan kata kerja belajar... Otak saya menolak... lalu bagaimana dengan tanggung jawab saya kepada mereka yang menitipkan amanah menjadi sukses itu? Gila... lagi lagi saya terperangkap oleh tanggung jawab yang bisa saja saya hindari, jika saya tidak lahir di bumi ini. Seorang termahsyur berkata, "Beruntunglah orang yang tidak terlahir ke dunia, atau orang yang mati muda"  jika bisa memilih, saya ingin yang pertama. Lepas dari segala tanggung jawab ini, dan tidak pernah menulis tulisan ini. 

Senin, 19 November 2012

GET WELL SOON DORA

Hujan, basah, gelap, lampu dari box kaleng yang mundar mandir di jalan itu menggangu, sungguh. Kini saya kembali ke peraduan, rumah penuh kehangatan. Emm....mungkin hanya ruangan kecil ini saja. Tujuan saya kembali datang kesini adalah ingin menyampaikan suatu pesan yang tidak terlalu penting, namun jika butuh baca sajalah cerita ini. 

Sekitar 10 hari yang lalu, tepatnya hari sabtu tanggal 10 Oktober 2012 sebuah kejadian besar bagi saya terjadi. Di hari yang menurut saya cukup penat dengan segala tuntutan kewajiban di senja hari saya mendapat kabar bahwa teman saya Elka Dora kecelakaan. Terbayang apa yang pertama kali saya rasakan? Gemetar...karena dari kabar tersebut teman saya di pastikan sedang menjalani operasi dibagian kepala dan dapat di ambil kesimpulan ia kecelakaan cukup hebat. Saya bergegas kerumah sakit bersama salah satu teman saya yang lain. Menunggu di ruang tunggu operasi bersama keluarga dan teman-teman nya yang lain, harap dan cemas, doa dan raut lelah. Hingga akhirnya pukul 22.00 belum kunjung selesai saya diperintahkan untuk segera pulang, baiklah. 

Esok hari nya, Dora sudah dipindahkan ke ruang ICU, namun belum sadarkan diri. Perasaan saya hancur sungguh melihat seorang teman baik tergeletak tak berdaya dan menggantungkan harapan pada alat-alat yang terpasang di seluruh badan, dari ujung kepala hingga kaki. Dora saat itu sungguh bukan yang selama ini saya lihat. Dora sungguh kuat. Tersirat di setiap detuk nafasnya ia berdoa melafadzkan nama Allah dan mengharap kekuatan dari-Nya. Saya dan yang lain keluar penuh derai air di pipi, sungguh tidak percaya itu Dora. 

Hari berikutnya, masih di ruang ICU yang hanya bisa di kunjungi di jam tertentu dan terbatas orang yang bisa masuk, dora siuaman. Sujud syukur saya melihatnya. Tatapan dora menggabarkan haru dan kekuatan. Tidak ada senyum namun tatapan ingin mengucapkan terima kasih teraut jelas. "Saya tahu dor, sudah cukup beristirahatlah", Melihanya terbangun dari tidur panjang nya saja sudah cukup bagi saya dan yang lain, tak usah ia berkata apa-apa. Dora sungguh kuat, tak terbayang rasa sakit yang dideritanya...

Keesokan hari nya, Dora sudah pindah ruangan. Kini ia di ruang perawatan yang lumayan cukup nyaman bagi kami jika ingin berkunjung. Dora di ruangan ini sungguh rapuh, tatapannya kosong, mulutnya bungkam, kepala terbungkus perban, sekujur tubuh lunglai tak ada gerakan. Saya paham seberapa sakit dampak dari operasi itu, ini yang menyebabkan menjadi seperti ini. Tapi menurut dokter ini wajar dan pasti berangsur pulih.

Hari-hari berikutnya tak sehari pun saya lewatkan untuk mengunjunginya. Tak ingin tertinggal perkembangan demi perkembangan Dora. Tiap malam merintih kesakitan, muntah, tangan kaki yang mati rasa, demam minggigil, saya lihat dengan mata kelapa saya sendiri pejuangan Dora. Dampaknya kini dari hasil pengobatan dora adalah berkurang nya kekuatan ingatan/memori Dora. Ia hanya ingat pada hari itu saja, jadi kejadian kemarin atau hari-hari sebelumnya tidak ingat...Jadi Dora hidup untuk hari ini saja. Bukan kemarin, dan besok adalah hidup Dora yang baru, begitu seterusnya. Tapi menurut dokter ini bisa pulih kembali.

Hingga akhirnya keadaan berangsur pulih di hari ke 9 kemarin ia berulang tahun. Segenap doa dan hadiah berlimpah di ruangan itu. Sungguh senyum bahagia dora tergambar jelas di muka nya. Semoga sedikit membantu meringankan beban di sakit nya.Tak lupa juga kami dari teman-teman kampus nya juga turut membantu dalam bentuk materil untuk biaya perawatan Dora yang pastinya tidak sedikit. Sejak hari pertama kuliah setelah kejadian kecelakaan tersebut kami bahu membahu mencari dana, dari fakultas ke fakultas lain dengan mengamen. Sungguh perjuangan dan cinta kasih kami untuk Dora luar biasa terwujud dari apa yang telah kami lakukan. Semoga Dora di lindungi selalu, segera pulih seperti semula. Kami menunggu mu dor :)


















Minggu, 28 Oktober 2012

I back, I go back

It's been a long time I never see you, you as my blog and you as my story. You, all of this content. All my busier just to replace a space in my brain to hide you there. But meanwhile I have a break, you suddenly come. Crush all of them there. A shit...
too easy to you do that. Never you see how hard I built that without you. It's been a year... A was disappear, but I was appear too. For what? many reasons...
The point of this is, I want you to see, all of you do now is yours but you can't push anyone to be yours. Mean, you don't but I do. You never do that, but I do. I made myself to be yours...
So it's me, with full of foolish every single time a year. I back, but I go back too.

Rabu, 10 Oktober 2012

3 words

It's not right to judge you always right. Ya you're right, just for 3 words : I-am-bad I think it soo. So then if you told me that I always wrong it also not right, because 3 words : you-are-fine . Ya, I always to try make myself sure you are fine, you are good, you are absolutely in the right conditions. But, when all the destroyer comes over you I can't to figure out that I must be there, why? And stupidly me, you don't need it, need my attantions.....sily me. But someday I want to show you that all I have done and said is true. Not at all but I was right.

Senin, 24 September 2012

00.00

I'd like to get away from earth awhile
And then come back to it and begin over
May no fate willfully misunderstand me 
And half grant what I wish and snatch me away not to return. 
Earth’s the right place for loveI don’t know where it’s likely to go better


Why do people have to be this lonely? What’s the point of it all? Millions of people in this world, all of them yearning, looking to others to satisfy them, yet isolating themselves. Why? Was the earth put here just to nourish human loneliness?



One step beyond that line, which calls to mind the boundary dividing the living and the dead, and—uncertainly, suffering, death. And what is out there? Who is there— there beyond that field, that tree, that roof lit up by the sun? No one knows, and one longs to know. one dreads crossing that line, yet longs to cross it. you know that sooner or later you will have to cross it and find out what is there on the other side, just as you will inevitably have to learn what lies beyond death.



We don’t always do what’s right, what’s good. Not even for each other. But when it counts, down to the core of it, I believe we do exactly that. What’s right and good for each other. There’s no rule to that. It’s just love

Kamis, 20 September 2012

Sayatan

Seperti di sayat-sayat
Aku membaca penuh kisah terapik dalam kenangan
Aku kamu bahagia sungguh
Meski tak masuk dalam hitungan zaman
Adalah masa itu yang terbaik kurasa

Seperti tersayat-sayat
Kenangan tentang pahit terkalahkan oleh manisnya bayangan senyum merekah dirimu
Lamunan mengejutkan ku
Kita tak lagi sama
Awan dan tanah tak pernah bertemu titik jua

Seperti menyayat-nyayat
Ada segerombolan kabar ingin ku bagikan
Sungguh hanya dengan kamu sang pengatur ritme
Namun daya tak kuasa
Hanya mampu menarik diri didalam selimut angan

Sabtu, 08 September 2012

This Confirmed

This is a write about what happend with me lately, Thanks for email, text who very care. Thanks I'll back! Clik to THIS

Jumat, 31 Agustus 2012

Surat yang tersimpan

Di pagi yang belum menunjukan sinar nya matahari
Dan malam yang sudah tak ada lagi berkas rembulan
Ah...sepi sedu sudah biasa
Aku hanya ingin menulis
Untuk dia yang tak benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi
Pada aku, ku tutup semua celah untuk menerawang
Aku sungguh ingin teriak saat ini juga
Melihat apa yang terjadi, mendengar lagu-lagu anyar, merasa batin berkecambuk
Dia belum pernah tahu, apa yang terjadi
Ku rapatkan sisi dimana tak seorang pun menguntit, aku sendiri
Wahai engkau, aku tulis ini bukan sekali atau lebih hitungan angka
Tapi di hati, mungkin banyak huruf tak terangkai hanya untuk menghindari
Apa sakit hati
Sakit yang klise, kamu mungkin tahu bagaimana rasanya
Tapi ini, di dot dot yang berusaha aku ketik, ini sungguh menyiksa, buah dari segala yang terpendam, sekuat tenaga
Meneguhkan hati untuk berkata jujur, aku berusaha
Tremor....
Aku benci tremor...
Kelak tulisan tangan di buku tulis tak seindah dilayar kaca ini
Kelak aku tak bisa banyak menyentuh sesuatu...
Dan yang aku butuh hanya satu
Kamu mengetahui, ini sungguh menyakitkan
Bukan rasa otak mengecil atau udara di dada menipis
Atau rasa rindu akan terlelap di malam hari
Tapi sakit, karena harus menelan ini sendiri.

Minggu, 26 Agustus 2012

Jatah hari ini

hari ini entah angin apa yang singgah di kamar ini, sehingga saya sangat merasa sesepi ini. Sendiri, sudah biasa. Tapi tidak sampai setertegun ini. meratapi, biasa. Tapi hal apa lagi yang saya ratapi? Itu-itu saja pun memang saya tak pernah bosan, tapi tidakkah akal ini meretak, mengapa? Ya saya bisa pahami, mungkin belum jatah. Jatah saya hari ini ya merasa sepi, belum saja bertemu si riang itu. Sudah kemarin, kurang ya. Tapi apa daya, lebih baik tidak usah bertemu lagi. Mungkin jatah saya hari ini, kubur impian lagi, lebih baik menghilang lagi... 

Rabu, 22 Agustus 2012

Tremor dan Mimpi

Nikmat ini terlalu naif jika harus ku korek ulang. Dia sungguh maha pemberi apa yang hamba nya butuhkan. Hari ini, momentum terpenuh kenangan bagiku. Sendiri, ya sudah biasa. Tapi hari ini, aku benar-banar dapat jatah menyendiri seutuhnya. Rumah kosong, hanya sudut kamar depan yang penuh gerakan. Kamar ku, gerakan ku. Diwaktu yang langka ini aku mengulik asa. Tremor, ya baru saja saat kata itu ku ketik kembali bergetar jemari ku. Sebelumnya, sering. Itu menghantui tiap malam-malam ku hingga jarang aku menyapa mentari. Pernah sih, menyambut terik itu datang. Tapi dengan muka lebab tidak tidur semalaman hahaha. Bukan sengaja, tapi sungguh tak bisa. Tremor, ya lagi-lagi itu. Tak usah terlalu jauh membahas, karena aku yakin ini akan cepat menghilang. Dengan pola rencana ku yang baru di awal bulan depan. Pasti ini akan menghilang. Setelah Tremor aku kemudian terbesit mimpi. Ya, aku bermimpi tentang itu. Tentang semua yang ada di halaman ini. Tahu, kan? Aku mendatangi mimpi itu. Aku seperti ditarik kedalamnya dan tak kuasa mengelak. Karena sungguh akupun tak ingin mengelak. Haruskah aku jelaskan bagaimana rasanya bertemu impian? Ah kotak-kotak keyboard ini tidak bisa merangkai katanya. Bahkan nalar saja susah mencerna. Hanya aku yang bisa merasakan. Sungguh luar biasa. Pertama, didalam nya tidak banyak perubahan, seperti kataku waktu itu. Sofa, bantal, meja, bingkai foto, hiasan semua sama. Hanya mungkin lebih dipernyaman dengan hiburan didinding dan pendingin di atasnya. Kedua, yang terpenting. Jiwa didalamnya, sungguh tak ada yang bisa berubah. Tetap seperti yang pertama kali aku mengenalnya, mereka lebih tepatnya. Sopan, ramah, penyayang, penuh perhatian. Semua kalimat baik aku lontarkan untuk menggambarkan mereka. Ketiga, sedikit berkurang penghuni manis nya, mungkin yang hilang itu sudah menemui mimpinya. Sedih saat sadar tak seramai dulu. Dahulu jauh lebih penuh cerita disini. 

Tremor dan mimpi. Aku sangat ingin menyembunyikan ini. Tapi tidak bisa denganmu, dinding terbaik ku. Saat disana, aku berusaha menahan getar tremor ini sampai saatnya benar-benar sulit saat aku memberikan sedikit bingkisan untuknya. Benar-benar sulit dihindari. Atau memang si tremor ingin ditunjukan?untuk di kasihankan kah? Bukan tremor yang ingin aku tunjukan disini, tapi kesetiaan. Mungkin berbentuk tremor?

Sabtu, 18 Agustus 2012

Takbir

Gemuruh takbir menusuk relung
Hingar bingar akhir bulan suci
Entah harus merasa apa
Semua tetap sama, aku tak mampu sempurna

Masih hanya bisa diam disudut kamar
Tak banyak yang bisa aku lakukan
Takbir. "Allahuakbar... Allahuakbar"
Hanya terucap dalam hati

Ditahun ini, banyak yang datang juga pergi
Malam penuh takbir tahun ini tak seindah lalu
Tapi sungguh makna nya justru lebih bisa ku pahami saat ini
Saat menyendiri

"Allahuakbar Allahuakbar"
Mengapa aku tak bergetar?
Apa belum cukup dalam aku mencintai Nya?
"Allahuakbar...." Aku coba lagi

Entah dalam hati aku isinya aku pun tak tahu
Yang jelas, aku masih mengharapkan kesempatan
Untuk bertemu lagi dengan mu, bulan suci
Agar aku bisa menyempurnakan segalanya

Minggu, 12 Agustus 2012

This day

Today it's suppose to be our. But it's fine, just fine. Because I said just 'suppose', right? But this day, was start tons strory that make my day fully about. Us, there no you and me but both of us. When it comes without intutively, I really grateful that's my God's way to give me a lesson, a happiness, a joyness, a sadness, an experience to be much better person. With friend, it can be. So, you here. Normaly, it run god as far as we can well done. But there also always the things can make it trouble. Just fine. Normaly. I can pretend that am, who's make it not normaly. I believe that everything happens for a reason. People change so that you can learn to let go, things go wrong so that you appreciate them when they’re right, you believe lies so you eventually learn to trust no one but yourself, and sometimes good things fall apart so better things can fall together. As a single footstep will not make a path on the earth, so a single thought will not make a pathway in the mind. To make a deep physical path, we walk again and again. To make a deep mental path, we must think over and over the kind of thoughts we wish to dominate our lives. As we, what can we do for us? just stay like this or? Now it’s not my fault, but I’ll take the blame. I wanna go back and change everything. But if it was all different, would you feel the same, and not be giving us away? Would I still hear you say that we’re a lost cause? Maybe you won't to try again, just fine. I know everything will not on track but eventually if can make you feel better, that track as yours. No metter what, This is still and always be our day. 

That was the thing about best friends. Like sisters and mothers, they could piss you off and make you cry and break your heart, but in the end, when the chips were down, they were there, making you laugh even in your darkest hours.

Sabtu, 11 Agustus 2012

11 ke 19

Tuhan ku yang Maha baik
Terimakasih untuk waktu yang indah ini
Terimakasih untuk kesempatan yang engkau beri
Terimakasih untuk kepercayaan menjalani ini
Terimakasih...

Tuhan ku yang Maha Pengasih
Engkau beri aku hal yang aku butuhkan
Engkau beri aku orang-orang yang aku banggakan
Engkau beri aku nikmat yang tak terhingga
Terimakasih...

Tuhan ku yang Maha Penyayang
Aku sangat menyayangi Mu
Menyayangi orang-orang yang engkau utus untuk bersama ku
Keluarga, Sahabat, mereka yang aku sayang dan aku hormati
Terimakasih...

Umur ini sangat berharga untuk ku
Kerena tak ada jaminan engkau berkehendak menambahnya lagi
Di waktu yang engkau kuasai ini
Aku mohon...

Lindungi orang-orang yang aku sayangi
Berkahi hidup mereka
Bahagiakan mereka
Dunia akhirat

Tak usah hiraukan aku, mereka yang terpenting
Aku bukan apa - apa tanpa mereka
Tanpa Mu
Apa aku ini...

Di waktu yang sangat teramat ku syukuri ini
Hari yang engkau beri berjuta-juta ke bahagiaan
Terselip harapan, sedikit
Aku ingin dia kembali

Selasa, 07 Agustus 2012

Hujan Rindu

Hari ini hujan datang malu-malu
Seperti rindu ku yang enggan diungkap
Jangan berharap hujan datang ramai
Karena yang sudah pasti banyak adalah rindu ini

Aku tahu hari ini hujan akan datang
Sebab rindu ini sudah tak ada lagi muaranya
Entah harus kemana
Sudah tak ada tuan nya

Senin, 30 Juli 2012

Diam

Sunyi sepi membunuh di relung diri
Di bulan dimana tiap jam nya selalu ramai
Aku masih saja terpaku kebisuan
Entah apa yang jelas aku tak pernah lupa sang pencipta

Bukan apa atau siapa aku meninggalkan, juga ditinggalkan
Biar diam yang menjawab
Karena kadang terlalu banyak koar pun tak peluh
Namun diam tetap sunyi, tak ada suara

Selasa, 17 Juli 2012

5 Jiwa di bawah atap

Sebelumnya maafkan jika aku hanya berkunjung jikalau suasana hati tak pernah mendukung. Aku mampir selalu dalam keadaan bergelimpang gundah dan pikiran tak jernih. Namun disini secara ringkas aku dapat membuka tabir. Apa yang terjadi bukan kehendak ku, bukan mau ku, tapi akibat perbuatan ku. Tak bisa di pungkiri sifat-sifat manusiawi yang harus nya di usia yang sudah dewasa bisa di atur sedemikian rupa tidak mencerminkan lagi wujud pribadi gadis yang sebaik-baiknya. Anak tertua seyogya nya mempunyai tanggung jawab yang harus dipertanggung jawabkan, bukan didepan meja sidang skripsi bukan juga didepan wajah-wajah penuh kecemburuan itu. Tapi dengan perbuatan. Bukan hanya sekedar sikap temporer yang gampang berubah-ubah semau udel atau berbual seribu janji ingin mewujudkan mimpi ini itu. Maaf berbelit. Aku si sulung yang membuang tanggung jawab yang tak tahu aturan. Meninggalkan sewajarnya perlakuan sebagai seorang anak dan kakak. Tidak pernah melakukan kewajaran sebagai cerminan anak yang harus menjadi panutan adik dan banggan orang tua. Aku, hanya mengeluh uang jajan dan dan kondisi manusia-manusia di bawah atap rumah. Yang seharusnya aku menerima berapapun jatah dan apapun bentuk mereka. Tapi aku tidak. Justru banyak kesalahan dan kekecewaan yang teraut di muka mereka. Lebih banyak mementingkan keperluan pribadi. Si individualis yang lebih sering merendahkan orang rumah di depan muka dunia. Lebih bahagia jika mempunyai kebahagiaan dinikmati hanya dalam ruangan ukuran 5x6 meter, ketimbang ikhlas berbagi dalam keadaan suka maupun duka dengan mereka yang ada diluar ruangan itu. Dalam situasi itu, herannya aku malah tidak pernah untuk berusaha merubah. Padahal dengan jelas dan sadar bahwa itu adalah salah. Bodoh, entah jalan pikiran macam ada yang ada dalam diri seorang mahasiswi amatiran berumur 18  tahun. Yang selayaknya sudah banyak yang harus dibuktikan dan diberikan kepada orang-orang di bawah atap rumah. Tapi belum satupun senyum bangga dan bahagia diukir atas apa yang sudah dilakukan sepanjang hampir 2 dekade itu. Dalam keadaan yang tak kunjung membuahkan perubahan, kedua orang tua dan kedua jagoan adik ku, jangan memulai untuk menyalahkan apa dan siapa. Tapi mulai lah menumbuhkan niat dan kepercayaan, bahwa kita bisa menjadi jauh lebih baik. Kita, 5 jiwa yang didalamnya bercampur berbagai macam sifat yang berinduk dari 2 gen harusnya mudah untuk memahami, mau untuk percaya, bahwa cinta dan kasih sepanjang usia adalah kita. Seorang ayah, ibu, kakak dengan adik-adik yang sampai akhir hayat darah dalam tubuh kita sama. Jangan lagi bertingkah sebagai orang lain apalagi saling melupakan. Sungguh, ini tidak bisa terus seperti ini...sadarkah ada yang salah diantara kita?dari dalam masing-masing sikap dan perbuatan kita?pernahkah tergelitik batin dan hati bahwa ada yang harus diperbaiki selama ini?entah dimulai sejak kapan, tapi yang jelas ini sudah terlalu berlarut. Apa tugas ku seorang yang harus merubah semua ini?ah jangan andalkan aku, paling hanya sebatas kicauan. Tapi tidakah kita memandak ke atas?apa yang sesungguh nya terjadi?

Selasa, 10 Juli 2012

Tentang zat dalam hidup

Di waktu yang makin menyempit, malam yang terlalu malam, pagi yang terlalu pagi aku teringat mereka. Zat-zat penyusun kehidupan selama 18 tahun ini. Ya tidak semua, hanya yang masih ada bukti nyata, aku mengandalkan sebuah memori kamera tanpa mengurangi kecanggihan akan memori ciptaan ilahi. Ku sibak mulai dari yang terusang hingga teranyar, lihat lah mereka...

1, 
4 September 2010
Yang pertama...Meylisa Paulina Manullang dan Rizky Trianti. Ya mereka bukan kawan pertama setidak nya ini lah bukti bahwa di tahun kedua aku disekolah menengah pertama sebagai siswi pindahan mereka menemani dan setia selalu bersama....tak banyak gambar yang tertangkap kala itu aku belum menganal teknologi canggih seperti sekarang ini, foto ini diambil ketika buka puasa tahun 2010 dan kita terakhir bertemu ketika aku ulang tahun 2011 kemarin, aku lupa menyimpan foto itu dimana yang jelas di tempat yang sama mereka berdua memberikan kejutan kecil untuk aku di hari itu, terima kasih mel, ky :)

2,
7 April 2009

28 Januari 2011

4 Desember 2010

1 Februari 2011
30 Desember 2011 
10 Juni 2012

Selanjutnya adalah ketika aku beranjak memasuki jenjang menengah keatas yang berbasis islami, aku mengenal mereka. Di suatu kelas di ujung lorong, penuh masalah penuh cerita. hahaha sungguh menggelitik jika diingat. Mereka adalah Assy Shella, Nadya Amanda, Rani Agustin, Pratiwi Primadani, Nurfitri Aprilia, Shaila Fikriyah, Jenny Nuladani. Kami menjadi dekat karena mungkin teman yang lain tidak seselera dengan kami dalam berbagai hal. Tapi kami fleksibel, dapat masuk dan berteman dengan siapapun didalam dan diluar kelas. Ada satu masa disini setelah cerita selanjutnya hubungan aku dengan mereka sedikit retak. Tapi aku berusaha memperbaiki dan sampai sekarang alhamdulillah berjalan normal. Gambar terakhir adalah ketika salah satu dari kami, Shella menikah. Sungguh waktu terasa cepat ketika melihat kawan kecil kita dikelas yang paling cantik itu melepas masa lajang nya. Tapi kami semua berdoa dan berbahagia untuk nya. Yang jelas mereka gadis-gadis yang pernuh warna. Semua tipe gadis masa kini ada pada mereka, aku sungguh bersyukur mengenal mereka yang bisa menerima aku apa adanya:)

3.

11 Januari 2009
19 Juni 2010
25 Oktober 2010
6 April 2011
9 April 2011
9 April 2011
16 Juli 2011
23 Juli 2011
26 Desember 2011
22 Juli 2011
31 Januari 2011
18 Mei 2011
17 Agustus 2011
Menginjak kelas selanjutnya aku berpisah dengan yang sebelumnya, lalu aku menemukan teman baru yang lalu sedikit menimbulkan masalah dengan yang sebelumnya tersebut. Tapi syukurlah sekarang semua baik-baik saja. Jujur fase itu cukup berat aku lewati berhubung itu masa-masa transisi aku mungkin.... Selanjutnya mereka adalah teman kecil ku Cheryl Raissa Al-Faruqi, Widya Wahyu Anandika, Sri Rahmayanti, Siti Nurfarida Ningrum dan Zahrani Fathan Zati. Tentang mereka berlima sebelumnya pernah aku post di salah satu postingan 2 tahun lalu. Mereka unik masing-masing memiliki ciri khas masing-masing yang tidak mudah di temukan diteman ku yang lain. Mereka spesial dikelas. Mereka benar-benar konten hari-hari ku di tahun itu. Kami ber enam nyaman sebab kawan kami disekolah saat itu bukan hanya didalam kelas, malainkan banyak juga yang dekat diluar kelas. Masing-masing juga punya kesibukan yang berbeda-berda. Ya intin nya mereka asik. Salah satu faktor, 3 dari kawan tsb mempunyai teman dekat yang cukup banyak dan aku terbawa menjadi dekat dengan mereka, M2g, nama yang tak sengaja dibuat oleh Anindya Prameswari, Azzahra, Cut Nurlia Aprilia, Rizka Filza Rahima, Rahmi Fitriyah, Firyal Azhar Fathin, Sarah Nur Fajriah. Mereka secara singkat menjadi bagian walaupun sedikit mengkucing-kucing ketika berkumpul hehe jujur aku rada canggung dan tak enak hari sebab asal muasal aku disana karena ketiga teman kelas ku tersebut kan. Tapi mereka menyenangkan, peduli satu sama lain dan sangat demokratis. Tidak menyesal aku mengenal mereka, mungkin ini jalannya untuk aku diberi kesempatan mengenal dan memahami banyak orang. Ditingkat selanjutnya juga aku mempunyai kawan seperkumpulan makan-makan ditempat favorit kami yang kami sebut najongers. Karena tempat tersebut bernama najong dan kami rutin sepulang sekolah kesana. Tempatnya nyaman, makanannya enak, namun harganya kurang bersahabat, tapi yang penting adalah kebersamaan. Mereka adalah teman sekelas aku tingkat akhir disekolah yaitu Araminta Arditya Putri, Sri Lestari, Hasby Nuradli, Subhan Fadjrin, Lukman Hakim, Ibnu Baihaqi, ada juga Firyal dan Ayang lagi sebab kami sekelas lagi pada saat itu:) Ya cukup menyenangkan menghabiskan masa sekolah bersama mereka yang sangat hobi karoke itu hahaha sudah lama tidak berkumpul dengan mereka, namun khas nya masih sama, bernyanyi :D Teman diluar kelas juga aku menemukan, waktu yang mempertemukan. Ketika bel pulang adalah waktu kita bertemu, jam pulang. Ya waktu singkat memang jika hanya mengandalkan waktu jam pulang. Namun diluar itu kami dapat berjalan dan pergi bersama diluar sekolah. Mereka adalah Mila Kamilatul Arsyia, Anisa Fadelia Silmi Kafa, Via Shoviya, Ikmah Suryani, dan ada juga Zahrani. Sebetulnya mereka semua adalah sekumpulan dari kelompok band yang sudah lebih dulu dekat dibanding aku. Tapi entah berawal dari apa aku pun ikut masuk (tapi tidak dengan band tsb) dengan mereka. Ada faktor rumah kami searah, ada faktor teman facebook dan semacamnya. Mungkin itu yang membuat kami klop pada saar itu. Sekarang pun masih menjaga hubungan silaturahmi dan mereka sangat open minded ya walaupun kadang ada batasannya mereka mempunya prinsip masing-masing. Aku hargai itu. Yang terpenting kita satu samalain berteman tidak ada masalah :)

4.
16 Januari 2012
9 Maret 2012
17 Mei 2012
26 Mei 2012
11 Mei 2012
12 Oktober 2011
31 Desember 2011
9 Maret 2012
Tidak ada kata terlambat mengenal mereka. Kedekatan kami berlangsung setelah lulus dari sekolah. Entah magnet apa yang menarik kami satu sama lain sehingga rajin sekali berjumpa. Melebihi teman-teman kami sebelumnya. Mungkin setelah memasuki dunia perkuliahan di awal memang sangat masih bergantung pada teman sekolah. Pulang kampus main bersama. Pindah sana pindah sini mecari tempat ternyaman untuk kami. Maya Sumaya,  Sukma Farah Aulia, Nashirudin Irfan, Muhammad Jihad, ada lagi Cheryl dan Rahmi juga Firyal dan Fitri kami masuk dalam dimensi yang berbeda dibanding teman-teman sekolah kami yang lain, yang sudah berpisah semenjak lulus sekolah itu. Tidak dengan kami, kami rutin berjumpa dan sungguh ada kebahagiaan yang berbeda disana. Disana kita dihargai, bebas namun terbuka. Tidak mengenal dalam namun merasa memiliki. Aneh bukan?ya setidaknya itu yang benar terjadi. Kami merasa begitu dekat walaupun sebelumnya disekolah tidak seperti ini. Karena mungkin kami didalam sana mempunyai kawan lain?ya masing-masing dari kami ada tempat tersendiri. Tidak ada kata tidak jika benar-benar ingin bertemu pasti akan dilakukan. Sungguh magnet apa yang membuat kami sedekat ini?

5.
27 November 2011
22 Februari 2012

Yang tak kalah menarik di akhir tahun sekolah ku adalah teman les. Disebuah lembaga pendidikan informal dekat rumah, di cinere aku bertemu dengan Angel. Ayu, Dewi, dan Zahfan. Ada yang lain namun lebih terjalin komunikasi dengan mereka berempat. Mereka teman satu sekolah, hanya aku yang berbeda. Namun mereka tidak memandang perbedaan tersebut. Mereka menerima aku sebagai teman ya layaknya sudah kenal lama. Kami berjuang bersama menuntut ilmu tambahan demi cita-cita. Ya akhirnya kami mempunyai jalan masing-masing yang tentu terbaik untuk kami. Namun kami masih menjaga hubungan baik antar sesama makhluk Tuhan :)

6.

23 Oktober 2011
13 November 2011 
11 Desember 2011
11 Desember 2011
11 Desember 2011
6 Maret 2012
21 Januari 2012


Kalau ini takdir yang mempertemukan aku dengan mereka....benar-benar di luar dugaan aku bisa bertemu dengan keluarga kecil ini. Sebelumnya Ka IraKa Novi dan Ka Yayas adalah senior ku disekolah duli, namun sungguh aku tidak mengenal dan merasa bertemu dengan mereka. Sampai akhirnya sebuah kerjaan yang datang untuk ku melalu mereka hingga sekarang keluarga itu menjadi bagian dari keluarga ku juga. Keluarga kecil Ka Yayas yang terdiri dari abang nya yaitu Ka Iki dan isti Ka Ina yang belum lama menikah dan adik kecil Cindy juga mama papa yang super duper baik ramah asik gaul segala galanya adalah Om dan Tante Nova. Mereka sungguh tak ada pikiran jahat sekalipun terhadap orang baru yang dikenal, kalau aku jika ada seseorang masuk dalam lingkungan keluarga ku jelas aku tidak terlalu begitu senang. Namun mereka, subhanallah benar-benar sebuah cahaya kecil yang ingin selalu aku miliki dikehidupan keluarga ku kelak. Benar-benar keluarga panutan, aku dan Ka Novi yang notabene bukan siapa-siapa mereka sudah seperti dianggap keluarga sendiri oleh mereka. Tidak ada pembeda diantara kami. Sungguh syukur yang tak terhingga aku mengenal mereka, Alhamdulillah:)


 7.
12 Januari 2012
24 Mei 2012
4 Juli 2012
24 Mei 2012
4 Juli 2012
2 Desember 2012
25 Juni 2012
29 Maret 2012
4 Juli 2012
4 Juli 2012
19 Januari 2012
30 September 2011
Ini dia yang sekarang sedang aku jalani, masa-masa perkuliahan. Belum banyak cerita memang tapi sejauh ini semua baik-baik saja dan merasa beruntung ada ditengah-tengah calon pemimpin bangsa yang sudah hebat sejak sekarang ini. Mereka cerdas, kritis, mempunyai ambisi masing-masing namun tidak melupakan kawan. Diantaranya Refna Dwiyana dan Elka Dora yang paling rajin bersama ketika dikampus. Yana adalah mahasiswi pendatang yang sangat cerdas dan mempunyai tingkah yang unik bertemu Dora, orang asli pribumi yang banyak tahu tentang hal yang tentunya banyak membantu yana selama di Jakarta. Ya aku hanya sekedar meringakan tenaga mereka untuk jalan dari depan gerbang ke gedung fakultas kami yang cukup jauh sehingga mereka senang sekali jiga aku beri tumpangan bertiga naik motor hahaha baik, ramah mereka semua punya latar belakang masing-masing yang cukup mainstream.Tapi terlepas dari itu kami nyaman satu sama lain dan berusaha menjaga pertemanan ini :) semoga hingga tingkat akhir nanti kta terus bersama amin....

8.
14 September 2010

Yang terakhir.....teman tak disengaja ini sudah hampir 3 tahun ini menjadi pertikel paling penting dihidupku. Mila Kamilatul Arsyia. Teman yang aku kenal dari facebook yang ternyata teman satu sekolah dan sepupu dari Zahrani dan kemudian manjadi lebih dekat karena nomer 3 itu. Rumah kami searah, berangkat dan pulang sekolah bersama semenjak itu. Ya kami mendapatkan masa-masa sekolah yang orang-orang bilang where is a true friendship and I got it! Ya Mila adalah teman dari aku mulai membuka mata dan menutup hari-hariku. Hidup dia penuh cerita, kenangan, dan harapan. Bahkan mimpi yang selayaknya remaja lain punya. Yang berbeda adalah, Mila lebih butuh dijaga hati dan pikirannya. Ya setidaknya pelajaran itu yang aku dapat selama berteman dengan nya. Maka dari itu aku mati-matian menjaga dia dari hal apapun. Bukan karena apa karena murni seorang sahabat yang ingin menjaga sahabatnya. Sampai karena satu dan lain hal, kami agak renggang. Tapi ya sudahlah God is Good. Aku percaya ada saat nya nanti kami dapat merasakan  where is a true friendship masa-masa sekolah lagi dengan ruang dan waktu dan tentu sosok yang lebih baik. 



Setidaknya mereka-mereka itulah yang saat ini aku miliki. Berterima kasih kepada Tuhan telah memberi kesempatan bertemu dengan orang-orang hebat selain keluargaku dirumah. Disamping itu juga aku berusaha menjaga dan memberikan yang terbaik untuk mereka yang aku tahu, walaupun tidak terucap mereka menyayangiku seperti aku menyayangi mereka. Mereka tak ternilai harganya. Mereka tak ada tandingannya. Aku memang tidak bisa memeluk mereka semua secara bersaamaan atau bisa membagi waktu secara arif dengan mereka, tapi aku tau cara memperlakukan mereka dengan cara ku yang aku anggap paling baik. sampai suatu saat aku berada di fase baru, aku telah lebih dulu mengenal mereka. Orang-orang menyenangkan dan baik hati nya. Orang-orang yang turut mengambil andil dalam langkah menuju kesuksesan aku kelak. Aku menceritakan mereka seperti ini, agar mereka dapat menceritakan sosok tentang ku juga dikehidupan mereka kelak. Bahwa mereka, aku , kami pernah ada dan bersatu pada masa yang sama. Sampai saatnya tiba kematian, mereka tetap yang terbaik yang harus dihargai.