Rabu, 22 Agustus 2012

Tremor dan Mimpi

Nikmat ini terlalu naif jika harus ku korek ulang. Dia sungguh maha pemberi apa yang hamba nya butuhkan. Hari ini, momentum terpenuh kenangan bagiku. Sendiri, ya sudah biasa. Tapi hari ini, aku benar-banar dapat jatah menyendiri seutuhnya. Rumah kosong, hanya sudut kamar depan yang penuh gerakan. Kamar ku, gerakan ku. Diwaktu yang langka ini aku mengulik asa. Tremor, ya baru saja saat kata itu ku ketik kembali bergetar jemari ku. Sebelumnya, sering. Itu menghantui tiap malam-malam ku hingga jarang aku menyapa mentari. Pernah sih, menyambut terik itu datang. Tapi dengan muka lebab tidak tidur semalaman hahaha. Bukan sengaja, tapi sungguh tak bisa. Tremor, ya lagi-lagi itu. Tak usah terlalu jauh membahas, karena aku yakin ini akan cepat menghilang. Dengan pola rencana ku yang baru di awal bulan depan. Pasti ini akan menghilang. Setelah Tremor aku kemudian terbesit mimpi. Ya, aku bermimpi tentang itu. Tentang semua yang ada di halaman ini. Tahu, kan? Aku mendatangi mimpi itu. Aku seperti ditarik kedalamnya dan tak kuasa mengelak. Karena sungguh akupun tak ingin mengelak. Haruskah aku jelaskan bagaimana rasanya bertemu impian? Ah kotak-kotak keyboard ini tidak bisa merangkai katanya. Bahkan nalar saja susah mencerna. Hanya aku yang bisa merasakan. Sungguh luar biasa. Pertama, didalam nya tidak banyak perubahan, seperti kataku waktu itu. Sofa, bantal, meja, bingkai foto, hiasan semua sama. Hanya mungkin lebih dipernyaman dengan hiburan didinding dan pendingin di atasnya. Kedua, yang terpenting. Jiwa didalamnya, sungguh tak ada yang bisa berubah. Tetap seperti yang pertama kali aku mengenalnya, mereka lebih tepatnya. Sopan, ramah, penyayang, penuh perhatian. Semua kalimat baik aku lontarkan untuk menggambarkan mereka. Ketiga, sedikit berkurang penghuni manis nya, mungkin yang hilang itu sudah menemui mimpinya. Sedih saat sadar tak seramai dulu. Dahulu jauh lebih penuh cerita disini. 

Tremor dan mimpi. Aku sangat ingin menyembunyikan ini. Tapi tidak bisa denganmu, dinding terbaik ku. Saat disana, aku berusaha menahan getar tremor ini sampai saatnya benar-benar sulit saat aku memberikan sedikit bingkisan untuknya. Benar-benar sulit dihindari. Atau memang si tremor ingin ditunjukan?untuk di kasihankan kah? Bukan tremor yang ingin aku tunjukan disini, tapi kesetiaan. Mungkin berbentuk tremor?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar