Jumat, 31 Agustus 2012

Surat yang tersimpan

Di pagi yang belum menunjukan sinar nya matahari
Dan malam yang sudah tak ada lagi berkas rembulan
Ah...sepi sedu sudah biasa
Aku hanya ingin menulis
Untuk dia yang tak benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi
Pada aku, ku tutup semua celah untuk menerawang
Aku sungguh ingin teriak saat ini juga
Melihat apa yang terjadi, mendengar lagu-lagu anyar, merasa batin berkecambuk
Dia belum pernah tahu, apa yang terjadi
Ku rapatkan sisi dimana tak seorang pun menguntit, aku sendiri
Wahai engkau, aku tulis ini bukan sekali atau lebih hitungan angka
Tapi di hati, mungkin banyak huruf tak terangkai hanya untuk menghindari
Apa sakit hati
Sakit yang klise, kamu mungkin tahu bagaimana rasanya
Tapi ini, di dot dot yang berusaha aku ketik, ini sungguh menyiksa, buah dari segala yang terpendam, sekuat tenaga
Meneguhkan hati untuk berkata jujur, aku berusaha
Tremor....
Aku benci tremor...
Kelak tulisan tangan di buku tulis tak seindah dilayar kaca ini
Kelak aku tak bisa banyak menyentuh sesuatu...
Dan yang aku butuh hanya satu
Kamu mengetahui, ini sungguh menyakitkan
Bukan rasa otak mengecil atau udara di dada menipis
Atau rasa rindu akan terlelap di malam hari
Tapi sakit, karena harus menelan ini sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar