halo selamat bersua kembali.
usam sekali tampilan mu, tapi tidak berubah hanya saya yang semakin menyukai
banyak hal. hari ini, di hari terakhir pada bulan pengais akhir tahun saya
ingin kembali menulis. bercerita sekaligus berbagi betapa umur 20 tahun ini
mengajarkan hal-hal yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. jari ini masih
kaku ketika ingin memulai, tapi biarkan saya coba.
semua berawal saat hari itu
tiba, semua ucapan dan doa yang datang membuat harapan-harapan yang sebelumnya
tidak terpikirkan menjadi acuan untuk kedepannya saya harus ini dan itu.
keinginan terbesar belakangan ini yang terus menyeruak adalah berpegian. pergi
dan mencari pengalaman. bercerita dengan foto, berbagi dengan kebersamaan. saya
ingin berpergian, kemanapun. dengan jadwal kuliah yang tidak terlalu padat pada
semester kelima ini, tidak terlalu menggangu kuliah.
sebetulnya banyak tempat yang
sudah saya kunjungi di tahun ini, namun saya akan menceritakan yang paling
berkesan dan yang lainnya akan saya ceritakan dikesempatan yang berbeda.
---Papandayan, 29 Oktober 2013
H-7 keberangkatan, seorang kawan
memang sudah mempunyai rencana untuk mendaki gunung, hal ini bukan kali
pertamanya, dan saya di tawari untuk ikut. sontak saya mengiyakan dan
mempersiapkan segala hal untuk hari H. kawan saya, ayu berencana untuk pergi
bersama kawannya yang lain, niki. dan ternyata ayu juga membawa teman baru
yaitu para pria pencita jalan-jalan juga yang dikenalkan oleh teman ayu yang
lain, adul. namh para pria ini adalah sigit, adit, andes dan novri. sedang adul
tidak jadi ikut. saya dengan niki juga dengan para pria itu belum saling
mengenal. H- beberapa hari mereka bertemu untuk mengadakan rapat dan
merencanakan perbekalan dan lain sebagainya. ada kawan jauh saya juga yang
menyusul yaitu hima dari jatinangor. tidak disengaja saya juga mengajak teman
sekolah saya yaitu rapin. yang kesemuanya pun belum saling mengenal. jadilah
kami bersembilan : saya, ayu, hima, rapin, niki, sigit, andes, novri dan adit
dipertemukan dalam sebuah perjalanan singkat ke garut, jawa barat.
singkat cerita, diakhir pekan
tanggal 29 oktober. yaitu jumat malam saya bersama rapin berangkat ke terminal
lb. bulus untuk menuju garut. sedang rombongan depok ( ayu, niki, sigit, adit,
andes, novri ) berangkat dari terminal kp. rambutan dan hima menyusul dari
gerbang tol cileunyi. pagi-pagi buta, sabtu 30 oktober saya rapin dan hima
sampai duluan di terminal guntur garut. selang beberapa waktu tiba rombongan
dari depok. kami dengan segala bawaan dan dinginnya kota garut, mulai
berkenalan satu dengan yang lain. perkenalan cukup dan kami memutuskan untuk
beristirahat di sebuah musollah dekat terminal hingga fajar tiba.
matahari mulai terbit, kami
bergegas untuk melanjutkan perjalanan ke kaki gunung papandayan. para pria
mencari akomodasi yang ternyata banyak para angkot yang siap untuk di sewa oleh
para pendaki yang kala itu lumayan padat di terminal Guntur. tak menunggu lama,
akhirnya kami mendapat sewaan angkot dengan biaya yang lumayan dan berangkat ke
kaki gunung papandayan. jarak yang ditempuh kurang lebih satu jam dan kemudian
kami lanjutkan dengan naik mobil bak terbuka karena jalanan yang mulai curam
berbatuan. matahari mulai menyengat, panas matahari pagi dan dingin yang masih
menyisa di malam hari hari mengantarkan kami di pintu masuk pendakian gunung
papandayan. sudah banyak para pendaki lain, baik yang sudah siap untuk naik
maupun yang masih duduk santai berfoto-foto di kaki gunung.
pendaftaran siap, perbekalan
serta alat sudah masuk di cariel kami mulai dengan doa dan pendakian pun
dimulai. kami disambut dengan bau belerang yang semakin naik semakin menyengat.
gunung papandayan tidak terlalu curam diawal namun pada saat menuju hutan mati
track nya agak curam namun landai lagi setelah itu. saya dan wanita-wanita
lainnya selain rapin hanya membawa daypack yang isinya keperluan pribadi saja,
rapin membawa cariel ukuran besar untuk membawa tenda dan perlengkapan lainnya.
setelah berkali-kali beristirahat dan berfoto-foto, sekitar 3 jam perjalanan sampai
di pondok salada tempat camping kami. (kalau dilihat-lihat baru beberapa jam
perjalan dan berkenalan kami langsung akrab ya di foto. hahaha)
setelah mencari tempat yang
nyaman untuk mendirikan tenda, kami semua saling membantu untuk mendirikan
tenda. tak lama akhirnya tadaaaaaaa! tenda siap. para wanita membereskan
perbekalan dan mulai memasak, sedang para pria mencari air lalu tidur zzzzz.
waktu semakin siang dan perut sudah tak tertahan untuk di isi. namun nasi yang
dimasak kami para wanita belum juga masak, lauk pauk pun belum matang. syukur
para pria dengan sabar menanti dan ikhlas menerima apapun jadinya masakan yang
telah ada hahahahaha. maklum, pengalaman pertama memasak digunung. setelah
makan siang, solat dan bersih-bersih untungnya di papandayan ini terdapat
sumber air yang cukup sehingga tidak terlalu kerepotan untuk masalah air. kami
bersitirahat di tenda dan berencana untuk sore harinya menuju puncak untuk
melihat sunset.
setelah tidur dirasa cukup, kami
bersiap untuk pendakian selanjutnya menuju tegal alun dan puncak papandayan.
tidak disangka ternyata jalananya curam sekali. kami benar-benar harus menaiki
bebatuan serta akar-akar pohon untuk dapat mencapai puncak. waktu semakin sore
dan mendung. kurang lebih satu setengah jam kami sampai di tegal alun yang
dipenuhi padang edelweiss namun cuaca sedang tidak mendukung, kabut serta
gelap. dan kami memutuskan untuk turun dan tidak melanjutkan ke puncak. padahal
jarak dari tegal alun ke puncak tidak terlalu jauh. di perjalan turun hujan
serta kabut semakin tebal. semuanya sudah bersiap dengan jaket dan headlamp
untuk penerangan jalan. dalam pendakian ini, sigit dan adit sudah pernah ke
papandayan sehingga dia yang menjadi pemandu jalan. selama perjalanan, novi dan
andes mencari kayu bakar untuk api unggun. malam berselang, kami pun tiba di
tenda dan mulai memasak untuk makan malam.
malam hari nya, dengan cuaca yang
cukup dingin, kami makan seadanya, hanya mie yang dapat dimasak dan menyeduh
susu serta teh. ditemani api unggun, kami mencantap makan malam pertama kami
digunung. tidak banyak perbincangan pada malam itu, kami akhiri dengan
istirahat dan bsk paginya kami berencana kembali ke puncak untuk melihat
sunrise. namun apa dikata, gerimis turun dan membuat semuanya malas keluar dari
sleepingbag. sunrise terlewatkan, namun kami sempat ke tebing dan mencari spot
untuk berfoto-foto.
pagi nya kami lewati dengan
sarapan, dan berfoto-foto. setelah dirasa cukup kami bergegas untuk merapikan
tenda dan mulai packing untuk turun. setelah semua alat dan tenda masuk kembali
ke cariel, tak lupa juga sampah dibereskan dan dibawa turun. lalu kami
membicarakan tentang patungan dan segala macam yang berhubungan dengan
pengeluaran karena pada dasarnya segela pengeluaran bersama harus dibagi rata
atau patungan. masalah keuangan selesai, kami berdoa agar selamat hingga sampai
rumah dan dipertumukan lagi dikesempatan berikutnya.
perjalanan turun yang lumayan
lebih ringan kami sempatkan untuk berfoto dan beristirahat. perjalanan turun
kami pun diiringii oleh pendaki lainnya. sekitar siang tengah hari kami sampai
di bawah dan beristirahat sejenak sambil mencari mobil bak. selang beberapa
lama kami sampai juga kembali di terminal Guntur garut. kami makan siang dan
tiba-tiba teringat untuk pembagian foto yang menggunakan banyak sekali kamera. wah
terjadi insiden kecil pada saat itu. harusnya kita sudah dapat pulang ke Jakarta
sore hari namun karena hal ini kepulangan kita tertunda. ternyata memori ayu
tertinggal di pintu masuk gunung papandayan. sontak semua panik, terutama niki
yang terkahir kali memegang memori tersebut. niki berusaha untuk mencari dan
mengingat kembali sebelum akhirnya diputuskan untuk menelfon petugas pintu
masuk gunung papandayan untuk membantu mencarikan memori yang tertinggal
disana. syukur memori tersebut dapat ditemukan oleh petugas, dan bersedia untuk
mengantar ke terminal Guntur. problem slove, namun kita akhir nya pulang telat.
sekitar jam 7 kami baru naik bus kembali ke Jakarta.
tidak apa, karena dengan adanya
kejadian tadi membuat kita semakin bisa menyikapi segala kesalahan serta
keteledoran. juga belajar untuk saling memaklumi. kalau tidak ada kejadian
kehilangan tadi, mungkin perjalanan ini ditutup alakadarnya saja. hahaha sampai
di Jakarta tengah malam dan kami berpisah di terminal kp. rambutan. sebelumnya
hima turun di gerbang tol cileunyi. sedih bercampur bahagia, karena pengalaman
ini adalah pengalaman pertama sekaligus perkenalan dari awal semua perjalanan
kita selanjutnya. terimakasih ayu, hima, rapin, niki, adit, sigit, andes dan
novri.